Minggu, 24 April 2011

TUGAS STUDI KELAYAKAN BISNIS


Soal
Tn. Hidayat merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan cara mendirikan pabrik baru, ada dua alternatif lokasi, yaitu Sukabumi dan Cianjur. Data hasil penelitian adalah sebagai berikut :
( untuk kegiatan operasi 1.000.000 unit )

Sukabumi
Bahan mentah = 950 juta
Tenaga kerja langsung = 700 juta
Faktory Over Head = 1250 juta
- Variable 35 %
- Fixed 65 %
Biaya Operasi = 800 juta
- variable 55 %
- fixed 45 %

Cianjur
Bahan mentah = 850 juta
Tenaga kerja langsung = 650 juta
Faktory Over Head = 1300 juta
- variabel 25 %
- fixed 75 %
Biaya operasi = 600 juta
- variabel 60%
- fixed 40%

Data penjualan industrinya adalah sebagai berikut :
Tahun Penjualan (juta unit)
1998 2,8
1999 3,0
2000 3,15
2001 3,4
2002 3,75

Diperkirakan pabrik yang akan dibangun akan beroperasi tahun 2006 dan market share nya 15 %, lokasi manakah yang harus dipilih Tn. Hidayat dengan menggunakan analisis biaya ?

Jawaban
Menghitung ramalan penjualan tahun 2006 dengan metode tren linear
Tahun Penjualan ( y ) juta unit X xy X2
1998 2,8 -3 -8,4 9
1999 3,0 -1 -3,0 1
2000 3,15 0 0 0
2001 3,4 1 3,4 1
2002 3,75 3 11,25 9
Total 16,1 0 3,25 20

Y=a+bx
b= Zxy/x2
= 3,25/20
= 0,16
a =Zy/n
= 16,1/5
= 3,22
Y= a+bx ---------------> x= 11
= 3,22 + (0,16 ) (11)
Y(2006)= 4,98 juta unit

Rincian biaya masing masing lokasi ( untuk 4,98 juta unit
Sukabumi
Bahan mentah 950 x 4,98 = 4.731
Tenaga kerja langsung 700 x 4,98 = 3.486
Faktory Over Head 1.250 juta
- Variable 35%x 1250 x 4,98 = 2178,75
- Fixed 65 % x 1250 = 812,5
Biaya Operasi 800 juta
- variable 55%x 800 x 4.98 = 2.191,2
- fixed 45 % x 800 = 360
Total 13.759,45 juta
Market share project 15% x 13.759,45 = 2.063,92

Cianjur
Bahan mentah 850 x 4,98 = 4.233
Tenaga kerja langsung 650 x 4.98 = 3.237
Faktory Over Head 1300 juta
- Variable 25%x 1.300 x 4.98 = 1.618,5
- Fixed 75 % x 1300 = 975
Biaya Operasi 600 juta
- variable 60%x 600 x 4,98 = 1.792,8
- fixed 40 % x 600 = 240
Total 12.096,3 juta
Market share project 15%x 12.096,3 = 1.814,44

Dengan demikian berdasarkan rincian biaya tersebut diatas maka lokasi yang dipilih adalah Cianjur karena biaya lebih rendah dibanding Sukabumi.

Rabu, 13 April 2011

Konspirasi di sekitar Nabi ( bagian 3 )

Konspirasi Quraisy

Yang terakhir yang penulis ingat adalah konspirasi besar untuk membunuh Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Quraisy pada periode awal perjalanan da’wah ( periode makkiyah), konspirasi ini melatarbelakangi peristiwa penting kepindahan (hijrah) Nabi bersama sahabatnya Abu Bakar As Siddiq ke Madinah dan dimulainya periode da’wah madaniyyah. Kala itu tahun 622 M sebagian sejarawan muslim menyebutnya tahun 621 M, 13 tahun sudah nabi berda'wah secara tertutup atau sembunyi sembunyi ( sirriyah ) dan secara terbuka terang terangan ( jahriyyah ) dimulai turunnya wahyu 610 M dan perintah wahyu untuk berda'wah terbuka pada 613 M kepada orang orang yang terdekat dan kepada khalayak Arab, sampai kemudian telah banyak saat itu yang menganut Islam dari berbagai kalangan dan sebagian besar mulai hijrah ke Madinah untuk memperoleh kehidupan yang lebih kondusif setelah sebelumnya mendapat janji ( baiat ) dan perlindungan dari muslim Auws dan Khazraj di Madinah. 

Konspirasi ini lebih banyak di latar belakangi situasi sejarah saat itu yang memposisikan Nabi pada posisi sejarah yang lemah tanpa perlindungan, Beliau telah kehilangan pamannya Abu Thalib yang melindunginya dari saat saat pertama kenabian sampai Abu Thalib meninggal dunia dan di tahun yang sama sekitar 619 M yaitu tahun kesedihan ( ammul huzn ) nabi kehilangan istrinya tercinta Siti Khadijah, maka rentang waktu 619 M – 622 M adalah rentang waktu yang berat bagi Nabi, banyak dipenuhi represi ( mihnah ) berkepanjangan baik represi yang bersifat psikis maupun psikologis terhadap kaum Muslimin.

Perlindungan terakhir Nabi saat itu ada pada klan Muth'im, namun kemudian Muth'im meninggal dan Nabi tanpa perlindungan, akhirnya para pemuka Quraisy mengambil momentum ini dengan menggelar majelis tinggi militer tanpa disertai paman Nabi yang masih belum memeluk Islam ( musyrik ) Abu Lahab, dalam majelis tinggi tersebut disepakati bahwa Muhammad SAW dan agamanya adalah ancaman nyata bagi eksistensi mereka di Jazirah Arabia khususnya esistensi mereka sebagai keluarga para penjaga Ka'bah, keluarga Tuhan, terutama pula mereka khawatir apa yang harus dikatakan pada peziarah Ka'bah dari berbagai luar kota Mekah khususnya di bulan Haji bila bertemu Nabi Muhammad SAW,.

Sedangkan agama baru beliau telah menjadi perbincangan yang luas di jazirah Arabia dan pesonanya mengundang banyak jiwa untuk berhijrah kepada Islam, ditambah lagi tekanan psikis dan psikologis yang selama ini mereka lancarkan kepada orang orang Mu'min tidak membuat mereka jera dan meninggalkan agama Islam bahkan orang orang Mu'min mendapatkan harapan yang gemilang dengan terbukanya Hijrah yang kedua ke kota Madinah setelah hijrah yang pertama ke Abyssinia, dan alasan yang terakhir yang agak sedikit unik, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan kepada mereka bahwa kelak Ia akan membawa pembunuhan besar besaran kepada Quraisy, ungkapan Nabi ini tidaklah seberapa saat masa represi terjadi namun maknanya menjadi kuat dan dalam saat terdapat berbagai tanda dan prasangka bahwa Nabi akan menyusul para Muhajirin ( orang orang yang pindah ) ke Madinah, artinya itu sebuah ungkapan ultimatum bagi mereka dan mereka secara politik akan kehilangan kesempatan besar melenyapkan agama baru itu di Mekah bila mereka tidak segera bertindak.

Akhirnya dari berbagai pertimbangan di atas konspirasi para fungsionaris Quraisy menyepakati untuk membunuh Nabi, yang merupakan anak keturunan mereka sendiri dari klan Hasyim dan anak yang memiliki hubungan dalam lingkaran terdalam keluarga para penjaga Ka'bah ordo Quraisy, anaknya Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qusay dan nama nama yang berderet tersebut pernah menjadi pemimpin besar Ordo Quraisy tidak hanya pimpinan klan, dengan demikian mereka hendak membunuh salah satu anak leluhur terbaik mereka, dan hal ini sangat bertentangan dengan budaya dan nurani bangsa Arab yang sangat menghormati nasab dan janji dan mungkin semua bangsa di dunia, konspirasi ini telah melanggar kepatutan dan norma bangsa Arab sekaligus telah menodai kehormatan mereka sendiri namun apa hendak dikata satu satunya jalan atas kemelut mereka adalah membunuh Nabi Muhammad SAW, skenario pembunuhan akan dilakukan dengan cara mengumpulkan setiap pemuda tangguh dari berbagai klan Quraisy dan rencananya pada malam hari setelah melalui proses pengintaian mereka akan menyergap Nabi di kediamannya kemudian membunuh dengan melayangkan pukulan oleh semua perwakilan pemuda, sehingga darah akan tertumpah ke semua klan di Quraisy, itu artinya klan Hasyim klan nya nabi tidak mungkin melakukan pembalasan ke semua klan Quraisy di jazirah Arabia.

Pada sore hari pelaksanaan konspirasi pembunuhan, Jibril turun ke bumi dan menemui Nabi, kemudian menceritakan rencana Quraisy tersebut, anehnya suasana batin Nabi saat itu malah merasa gembira dengan pemberitahuan Jibril, artinya itu sebuah pertanda bahwa Nabi telah diizinkan berhijrah ke Madinah oleh Allah menyusul umatnya, Nabi segera bergegas menemui Abu Bakar dan menceritakan ulang apa yang disampaikan Jibril, mereka berdua kemudian menyusun siasat kecil untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut, setelah siasat disepakati Nabi kembali ke rumahnya sementara Abu Bakar berdasarkan kesepakatan melakukan beberapa hal dalam upaya meloloskan diri tersebut diantaranya memberikan pesan kepada putrinya Asma kakaknya Aisyah untuk mempersiapkan perbekalan keberangkatan, singkat kisah pada malam hari para pemuda Quraisy kemudian mengepung dan mengintai kediaman Nabi mereka berencana menyergap Nabi pada saat sebelum subuh karena biasanya Nabi berangkat ke Masjid lebih awal dari Subuh atau tepat Subuh sementara itu Nabi berpesan kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidurnya dan berselimut mantel yang biasa Beliau pakai untuk tidur, Ali adalah sahabat lainnya yang diberitahu Nabi akan konspirasi jahat ini dan Ali cukup mengerti perannya saat itu, malam mulai larut dan para pemuda itu masih menantikan Nabi, akhirnya Nabi keluar setelah sebelumnya membaca Surah Yasin dan menghayatinya pada ayat “ ...dan di depan mereka terdapat dinding, dan di belakang mereka terdapat dinding, lalu kami tutup mereka ( penglihatanya ) sehingga mereka tidak bisa melihat “ Nabi dapat melewati para pemuda tersebut tanpa halangan apapun dan di perjalanan menjauhi rumah menemui rumah Abu Bakar Nabi bertemu dengan seseorang yang akhirnya memberitahukan pada para pemuda perwakilan bahwa ia telah melihat Muhammad SAW, merasa terkecoh dan kecolongan para pemuda tersebut mulai berencana menyelinap lewat jendela dan membuktikan dengan kepala sendiri ke dalam rumah namun dari dalam rumah terdapat banyak suara perempuan muslimah yang mengobrol kemungkinan suara Ummu Aiman dan mereka ragu untuk menyelinap melalui jendela yang di didalamnya terdapat wanita Arab termasuk ke dalam pantangan, saat keragu raguan itu muncul di benak mereka dari dalam kamar Nabi, Ali keluar rumah dengan masih menggunakan selimut yang biasa dipakai Nabi, akhirnya mereka yakin bahwa Nabi telah pergi meninggalkan mereka tanpa sepengetahuan mereka dan mereka kembali melapor menemui masing masing pimpinan klannya, adapun Nabi bersama Abu Bakar telah pergi berhijrah dengan melewati rute yang tidak biasa menuju Gua Tsur di selatan Mekah.

Dari beberapa kisah singkat konspirasi upaya pembunuhan Nabi di atas ada satu hal yang paling menarik untuk dijadikan telaga hikmah dalam jiwa dan pikiran kita yaitu pertolongan Allah melalui malaikat Jibril, pertolongan Allah selalu datang di saat saat yang paling genting dalam kehidupan Nabi saat jiwanya terancam saat akan menyantap hidangan beracun, saat merasa lemah karena serangan sihir, atau saat saat genting pengepungan pemuda Quraisy menjelang penyergapan, saat itulah pertolongan Allah datang saat itulah konspirasi di jawab wa makaru wamakarullah wallahu khoirul makirin, “mereka membuat makar dan Allah pun membuat makar dan Allah lah sebaik baik pembuat makar

Wallahu 'alam
( dari berbagai kajian sirah nabawiyah)

Selasa, 12 April 2011

Konspirasi di sekitar Nabi ( bagian 2 )

Konspirasi Sihir
Konspirasi yahudi yang lain dilakukan oleh seorang yang bernama Labid dengan cara yang sangat tidak wajar dan mengancam kehidupan Nabi Muhammad SAW, setelah mendapat banyak sogokan dari Yahudi dan Munafiqin Madinah, Labid seorang Yahudi yang mewarisi ilmu sihir secara turun temurun dari leluhurnya merasa memiliki kesempatan untuk melestarikan ilmu sihir dengan mengajarkan sihir terhadap anaknya, ia menyuruh anaknya untuk mengambil beberapa helai rambut Nabi, sang anak setelah mendapatkan beberapa helai rambut Nabi, atas petunjuk Labid kemudian mengikatnya dengan buhul satu helai rambut masing masing satu buhul dan setiap buhul kemudian dibacakan sihir, buhul tersebut kemudian diikat dengan ranting kurma dan ranting kurma tersebut dibungkus dengan daun dan akhirnya bungkusan tersebut di simpan di dasar sumur tua yang gelap dan dalam. Serangan sihir itu membuat Nabi Muhammad SAW merasa lemah lunglai, mulai hilang beberapa ingatan dan berkhayal melakukan hal hal yang sebenarnya tidak pernah dilakukan, sampai Nabi pun tidak mampu memakan makanan yang ada, serangan yang tak terduga ini akhirnya bisa dibebaskan melalui petunjuk dalam mimpi Nabi, dalam mimpinya ada dua orang jin yang menggangu Nabi, satu bergelayut di pundak Nabi dan yang satu bertengger di kaki Nabi, dua jin tersebut memberitahukan kepada Nabi tentang konspirasi Labid dan memberitahu letak buhulnya di dasar sumur tua yang gelap dan dalam. Allah kemudian menurunkan wahyu surah An Nas dan Al Falaq sebagai penangkal buhul atas peristiwa ini, Nabi kemudian menyuruh Ali mencari buhul tersebut dan membacakan ayat ayat pada surah An Nas dan Al Falaq untuk membuka setiap ikatan buhul tersebut sehingga dua Jin bisa terbebas dan Nabi kembali sehat seperti biasanya.

Konspirasi janda Sallam bin Misykam

Lagi lagi konspirasi lainnya dilakukan oleh seorang yahudi, seorang janda Sallam ibn Misykam, sebagaimana Shafiyyah setelah ekspedisi perang Khaibar berakhir ia menjadi tawanan kaum Muslimin, suatu ketika pada saat Nabi berkemah dalam perjalanan pulang dari Khaibar janda Sallam ibn Misykam berkonspirasi menyuguhkan masakan daging domba muda yang telah dipotong potong dan menaburinya dengan racun yang mematikan pada setiap potongannya terutama bagian paha, karena ia mendapat kabar bahwa Nabi sangat menyukai daging domba muda terutama bagian pahanya, saat Nabi hendak menyantapnya bersama dengan seorang sahabat yang duduk di sampingnya bernama Bisyr, Nabi kemudian berkata “.. tahanlah tangan kalian sesungguhnya daging domba ini telah diracuni “ para sahabat serentak kaget dan tidak jadi menyantapnya, namun sayang Bisyr telah tanggung menelan potongan dagingnya, wajahnya berubah menjadi pucat pasi akibat racun mematikan dan beberapa saat setelahnya Bisyr meninggal, atas kejadian ini janda Sallam ibn Misykam berkata kepada Nabi bahwa jika benar benar Beliau adalah Raja maka niscaya dirinya akan dibebaskan dan jika saja Beliau seorang Nabi maka pasti akan ada yang memberitahukannya tentang konspirasi dirinya tersebut seperti terjadi pada konspirasi Huyayy di Madinah. Nabi menyampaikan kepadanya bahwa daging domba tersebutlah yang langsung memberitahukan bahwa daging tersebut telah ditaburi racun yang mematikan, akhirnya karena keimanannya janda Sallam kemudian dibebaskan dari tawanan dan ia memeluk Islam menjadi Muslimah.

Wallahu ‘alam ( bersambung )

* buhul adalah sejenis alat da n perangkap sihir bagi jin agarjin melakukan apa yang diinginkan manusia, buhul adalah kunci untuk membebaskan seseorang dari gangguan sihir atau tenung, bila buhul yang mengikat jin tersebut lepas maka sihir atau tenung pun lepas bersamaan.

Senin, 11 April 2011

Konspirasi di sekitar Nabi ( bagian 1 )

Dunia konspirasi dan intelejen bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah, ribuan tahun yang lalu pada awal peradaban Islam, Nabi Muhammad SAW telah banyak mengalami peristiwa peristiwa konpirasi para penentang da'wah nya, sebuah upaya sistematis untuk melenyapkan nabi dari panggung sejarah, diantara konspirasi tersebut adalah :

- konspirasi ordo Quraisy di kota Mekah,
- konspirasi yahudi dari bani ( klan ) Nadhir di kota Yatsrib ( Madinah ),
- konspirasi janda Sallam ibn Misykam di kota Madinah serta
- konspirasi menyakiti Nabi oleh Labid seorang Yahudi Madinah melalui ilmu sihir.

Upaya pembunuhan Nabi melalui konspirasi sangatlah berbeda dengan upaya upaya yang sama dalam berbagai peperangan melawan kaum Musyrikin dan Kafirin, karena dalam peperangan begitu kasat mata musuhnya dibandingkan dengan konspirasi yang tidak pernah tahu sebelumnya akan bahaya besar yang mengancam, konspirasi dilakukan dengan sangat rahasia melibatkan aktivitas intelejen sedangkan pada peperangan dilakukan secara terbuka bahkan terdapat semacam pengumuman perang terlebih dahulu, konspirasi melibatkan sedikit orang karena sifatnya rahasia, semakin sedikit orang yang terlibat semakin sedikit risiko diketahui rahasianya berbeda dengan peperangan yang selalu melibatkan jumlah pasukan yang banyak, misalkan pada ekspedisi perang Badar, perang pertama antara Muslimin dan Musyrikin, 300 orang Muslimin melawan 1.000 pasukan Musyrikin, atau pada ekspedisi perang Uhud 750 pasukan Muslimin melawan 3.000 Musyrikin, pada ekspedisi perang Khandak (Parit) 3.000 Muslimin melawan 10.000 Musrikin dan Kafirin serta pada ekspedisi perang Khaibar sekitar 1600 Muslimin melawan 10.000 Yahudi dan Musyrikin, jumlah yang cukup besar dalam sejarah dan peradaban.

Konspirasi Klan Nadhir

Konspirasi ini dilakukan oleh seorang fungsionaris Yahudi Madinah dari klan Nadhir yaitu Huyayy, terdapat tiga klan besar Yahudi di Madinah yaitu klan Qainuqa dengan tokohnya seorang rabi Abdullah bin Sallam yang kelak masuk Islam, klan Nadhir tokohnya Huyayy yang terkenal sangat licik, provokatif dan lihai dalam berbicara dan merayu ( bernegosiasi ) serta ketiga adalah klan Quraizhah tokohnya Ka’ab. Ketiga klan tersebut pada awal kepindahan (Hijrah) nya Nabi Muhammad SAW ke Madinah adalah ahlul ahdyi atau golongan yang terikat perjanjian damai dengan Nabi namun karena tabiat orang orang yahudi yang selalu mengkhianati perjanjian kemudian ketiga klan tersebut berbalik memusuhi Nabi secara terang terangan berurut dimulai klan Qainuqa, kemudian klan Nadhir dan yang terakhir klan Quraizhah. Yang menarik adalah orang orang yahudi Madinah termasuk yang mempercayai kenabian Muhammad SAW mengakui ajaran monotheisme nya namun menolak orangnya, mereka beranggapan bahwa Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan yang seharusnya mengemban risalah kenabian, hal ini berbeda dengan ordo Quraisy di Mekah mereka menolak ajaran (risalah) nya namun menerima orangnya yang bergelar Al amin (terpercaya).

Huyayy dari klan Nadhir pernah berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW dengan berpura pura mengadakan jamuan perdamaian, di belakang Nabi mereka bersiasat buruk, berkomplot untuk menghabisi nyawa Nabi, sesaat setelah Nabi beramah tamah dan hampir masuk ke dalam jebakan mereka, malaikat Jibril tiba tiba datang dan berdiri di depan dinding benteng yang mengililingi klan Nadhir, kemudian memberitahu Nabi akan konspirasi Huyayy, Nabi tanpa memberitahu sahabat yang lainnya berdiri tenang dan langsung beranjak pulang, para sahabat yang kebingungan kemudian menyusulnya dan Nabi pun selamat, peristiwa inilah yang melatar belakangi pengepungan dan pengusiran klan Nadhir ke Khaibar dan Syiria setelah sebelumnya terjadi pada klan Qainuqa, beberapa saat setelah Nadhir menyerah dari pengepungan yang menegangkan Muslimin mereka bernegosiasi dan mengajukan pembebasan, akhirnya dengan berbagai kebijaksanaan mereka dibebaskan dan eksodus keluar kota Madinah menuju Syria dan sebagian menyusul kerabatnya ke Khaibar sebagaimana yang pernah dilakukan klan Qainuqa sebelumnya. Yang paling menarik perhatian saat eksodus yahudi Nadhir terjadi ke luar kota Madinah mereka membawa serta harta kekayaanya dengan diangkut unta dan mempertontonkanya dengan sangat arogan kepada penduduk kota Madinah seolah ingin menyampaikan pesan bahwa kekayaaanya melimpah dan tidak pernah berkurang meskipun mereka mengalami kekalahan perang, memang klan Nadhir adalah klan Yahudi terkenal paling kaya di kota Madinah, dalam muatannya mereka banyak mengangkut kain kain yang indah berwarna warni dari brokat dan sutera, batu batu permata, emas, emerald dan batu mulia lainya berkilauan sepanjang jalan. Huyayy sebagai pemimpin klan yang mencoba membunuh nabi dapat lolos dan menepuk dada meninggalkan kota Madinah,

Namun beberapa tahun setelah konspirasi tersebut, pada ekspedisi perang Khaibar Huyayy menyerah setelah pengepungan dan akhirnya dibunuh, yang lagi lagi menarik di sini Huyayy memiliki seorang putri yang cerdas dan hanif ( lurus ) bernama Shafiyyah, percis nama seorang bibi Nabi, saat Shafiyyah masih kecil ia telah banyak mendengar dari para fungsionaris Yahudi termasuk ayahnya sebagai pimpinan klan tentang kedatangan seorang Nabi yang dinantikan oleh kaum Yahudi, pernah suatu saat Shafiyyah melihat ayahnya Huyayy begitu depresi akan menghadapi situasi yang sangat tidak diharapkan, seorang arab telah diutus menjadi Nabi, ingatan itu terus terekam di pikiranya Shafiyyah dan nuraninya selalu menentang apa yang dilakukan Ayah dan kaumnya, saat Shafiyyah di Khaibar sebelum penyerangan ke Khaibar terjadi, ia bermimpi rembulan jatuh ke pangkuannya, setelah Yahudi kalah bersama kesombongannya dan peperangan Khaibar yang heroik berakhir ia menjadi tawanan kaum Muslimin, Shafiyyah menceritakan mimpinya kepada Nabi tentang rembulan yang jatuh ke pangkuannya, dan Nabi kemudian mentakwilkan mimpi Shafiyyah dengan membebaskanya sebagai tawanan dan kemudian menjadikannya sebagai istri, dengan demikian takdir sejarah yang unik ini telah membawa Nabi besar menikahi putri dari musuhnya sendiri.
Wallahu 'alam ( bersambung )

Selasa, 22 Maret 2011

GENDIS RAHMADIANI PRIBADI

Kota : Sukabumi
Organisasi : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi
Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga

Kolom “ profil “ ini didedikasikan bagi kawan kawan yang bekerja pada pemerintah dan berjuang untuk pengembangan demokrasi, yang telah menyerahkan sebagian perhatian dan hidupnya untuk penyelenggaraan pemilihan umum ( pemilu )di Indonesia, mereka adalah ujung tombak dan garda terdepan dalam menegakan demokrasi, pada saat elit di negeri ini masih berwacana politik dalam ketidakpastian mereka telah lebih dahulu bekerja untuk rakyat, kerja kerja kecil tanpa henti.

Profil singkat kali ini adalah Gendis Rahmadiani Pribadi, wanita yang cerdas, murah senyum dan bersahaja, lahir di Surabaya tanggal 17 Juli 1986, wanita yang hobi membaca, olahraga dan mendengarkan musik ini mengawali karir pada bidang keuangan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi, pada usianya yang masih belia Gendis cukup mewakili generasi muda Indonesia yang konsen dan bekerja untuk kedaulatan rakyat untuk demokrasi, kabupaten Sukabumi layak berbangga atas kehadirannya.

Selamat berjuang Gendis..

Rabu, 16 Maret 2011

Keajaiban Perasaan

Syaikh Ali Thanthawi pernah mengungkapkan bahwa manusia menjadi manusia karena perasaanya, benarkah demikian ? adakah manusia yang tidak memiliki perasaan? raganya bergerak tanpa rasa, jiwanya kosong tanpa asa, kalau seandainya ada, lalu dimanakah letak nyanyian, syair, puisi, lantunan musik, keindahan alam, orkestra cinta dan keimanan.

Rasanya sangat tidak mungkin bila ada manusia tanpa rasa, karena perasaan sebagaimana pikiran adalah bagian yang integral dari struktur kepribadian manusia, kalau pikiran adalah penghuni rumah akal kita maka perasaan adalah penghuni rumah hati kita, dua sisi yang berdampingan dalam satu struktur gaib kepribadian.

Steven Covey pernah mengungkapkan dalam buku ajaibnya “ Seven Habits Of Highly Effective People. “ bahwa kita adalah apa yang kita pikirkan, kita kerjakan berulang ulang oleh karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan kebiasaan.

Hampir setiap bahasan pengembangan kepribadian jarang mengupas secara khusus tentang perasaan, padahal setiap pikiran tidak akan pernah berubah menjadi tindakan nyata tanpa terlebih dahulu singgah dan mengembara di alam perasaan, perasaan semacam wahana untuk meng authorisasi atau meng over ride setiap anak anak pikiran yang lahir dari rahim akal sebelum berubah menjadi tindakan, pikiran menyajikan berbagai bingkai gagasan dan memilihnya dalam ruang penciptaan pertama alam gaib kemudian hampir secara bersamaan perasaan menetapkan dan mengizinkan satu pilihan bingkai pikiran tersebut untuk dilahirkan menjadi tindakan dalam ruang penciptaan kedua yaitu alam nyata materi.

Mekanisme jiwa ini berjalan secara alami dan hirarkis namun pada prosesnya hampir tak memiliki jarak antara satu proses dengan proses lainnya, setiap gagasan yang berubah menjadi tindakan, kata atau tulisan diwarnai logikanya oleh pikiran dan emosinya oleh perasaan dengan kata lain tindakan, kata atau tulisan adalah duta dua warna yaitu pikiran dan perasaan.

Seorang mukmin sejati melihat pemahaman ini dalam bingkai yang benar, orang yang sangat cerdas, pintar dan berpikiran besar tidak mungkin menemukan Tuhan hanya dengan logika yunani atau rasionalitas barat saja, bukankah banyak saat ini yang benar benar  percaya kepada Tuhan tapi jauh dari kebajikan dan amal salih, bukankah hampir semua percaya akan hari akhir namun sedikit yang mempersiapkannya, di sinilah perasaan menemukan fungsi dan perannya ia mengalirkan kehendak kuat kepada raga untuk bergerak dan beramal, di sinilah pula iman bersemayam tumbuh dan mengakar di ruang hati, diantara jenak jenak perasaan.
Wallahu 'alam 

Selasa, 08 Maret 2011

Illuminati

Illuminati adalah persaudaran rahasia tertua setelah Freemansonry, Knight Templar dan Biarawan Sion, Illuminati pada awalnya digagas dan didirikan oleh seorang anak Rabi Yahudi yang dibesarkan ala Jesuits oleh Gereja Katolik (Vatikan), kecenderunganya terhadap pemikiran dan akal sehat mendorongnya untuk melawan otoritas gereja dan menTuhankan akal, menjadikan akal sebagai agama dan ideologi hidup, pada awalnya banyak terinspirasi oleh filsafat peripatetik yang dikembangkan filsuf Yunani Aristoteles dan murid muridnya. Filsafat ini memuliakan kebebasan akal dan menimba ilmu pengetahuan dan kebenaran dengan pendekatan akal, namun seiring dengan situasi sejarah saat itu ia mulai bersintesa dengan kelompok kelompok anti agama salah satunya yang paling kuat adalah Freemansonry, ia mempelajari Freemasonry dan memperbandingkannya dengan Jesuits, ia tak lain adalah Dr Adam Weishaupt. Adam Weishaupt dibantu keluarga Rothschild mendirikan Illuminati tahun 1776. Illuminati sendiri seperti disebutkan diatas didasarkan pada ajaran Lucifer yang berarti "karunia cahaya" sedangkan Lucifer itu sendiri adalah simbol pagan yang diambil dari Kitab Kabbalah, sebuah kitab berbahasa Ibrani yang menjadi dasar ajaran paganisme di dunia yang ajarannya banyak diwarnai ritual ritual satanic.

Kamis, 03 Maret 2011

Biarawan Sion


Ketakutan tumbuh dalam kegelapan Jika anda kira ada hantu di sana, pendarkanlah cahaya
( Dorothy Thompson )


Dalam novel Da Vinci Code, seorang professor ahli simbologi Universitas Harvard, Robert Langdon kurang lebih berkata kepada Princess Sophie,

Sophie.. tahukah kau apa itu keyakinan ? keyakinan adalah menerima apa yang kita bayangkan itu benar… dan dalam proses penerimaanya terkadang manusia menggunakan metafora untuk memperjelas bayangan bayangan penerimaan itu dan tahukah kau metafora itu kadang dilebih lebihkan….

Sophie digambarkan dalam novel tersebut sebagai keturunan suci dari Ordo/Dinasti Merovingian, dinasti keturunan Yesus Kristus dari perkawinanya dengan Maria Magdalena, menurut kepercayaannya Yesus Kristus tidak mati di tiang salib seperti dipercayai sebagian besar Vatikan dan umat Kristiani di dunia melainkan di kuburkan dalam keadaan hidup dengan Kain Kafan Turin sebagai buktinya, kain kafan ini dipalsukan oleh Master Biarawan Sion Leonardo Da Vinci pada tahun 1492 dengan tujuan menjaga kerahasiaan persaudaraan Biarawan Sion, Yesus kemudian menjalani kehidupan seperti biasa bersama Maria Magdalena dan beranak pinak hingga keturunannya bercokol menjadi bangsawan di daerah Prancis utara, Dinasti ini kemudian berkuasa di Prancis pada abad ke 15 hingga dugulingkan Dinasti Carolinian pada abad ke 17, dinasti Merovingian ini merupakan kumpulan para Biarawan Sion yang didirikan pada tahun 1090 oleh Godfrey De Bouilon seorang Bangsawan Prancis keturunan Merovingian yang berangkat ke Yerusalem dan menjadi komandan Perang Salib I, atas keberhasilannya dalam perang salib I Godfrey kemudian di daulat menjadi Raja Yerusalem namun Godfrey menolak dan memilih menjadi Biarawan Penjaga Makam Suci Biara Our Lady Of Mount Sion di Yerusalem dan Godfrey kembali ke Prancis untuk menjemput anak keturunanya Balian Of Ibelin dan membawa Balian kembali berjuang bersamanya di Yerusalem.

Uniknya pada Perang Salib I Godfrey De Bouilon satu satunya kesatria yang berhasil melukai pemimpin pasukan Islam yang sangat disegani Shalahuddin Al Ayubi, Godfrey kemudian meninggal karena sakit setelah sebelumnya membai’at sang anak menjadi ksatria penjaga makam suci. Sang anak Balian pada perang Salib II kembali di daulat menjadi Raja Yerusalem dan seperti Ayahnya ia pun menolak dan ia pun menjadi satu satunya ksatria yang diperhitungkan oleh Shalahuddin Al Ayubi karena berhasil mempertahankan benteng Yerusalem dengan tangguh dan kemudian menyerah dengan damai dan berkata kepada Sybilla ( Ratu Yerusalem saat itu )

Biarlah Tuhan mengatur kerajaan ini sesuka hatinya… kerajaan surga…

kemudian ia berbondong bondong bersama yang lainnya pulang ke Prancis.

Biarawan Sion adalah persaudaraan rahasia tertua di dunia yang berkelebat melalui ruang dan waktu, sangat rahasia, penuh dengan kode kode rahasia dan praktek esoterik ( kebatinan ) sebagai perwujudan ajaran Kabbalah ajaran pagan. Biarawan sion bekerja menjaga rahasia rahasia politik dan spiritual selama berabad abad, rahasia yang akan mengguncang kehidupan manusia di dunia.. kumpulan persaudaraan ini terdiri dari para garis keturunan Yesus ( Merovingian ), para pemikir bebas dan para Alkemia (para pelukis kasar wajah).

Demokrasi dan Watak


“Tegakanlah Islam dalam dirimu niscaya ia akan tegak di muka bumi ini...“
( Abu Hasan Ali Al Husaini An Nadwi )

Tema tentang demokrasi adalah tema kemanusiaan, sebagaimana tema agama dan cinta, tema yang selalu melekat pada lapisan sejarah seolah demokrasi, cinta dan agama adalah bagian integral dari suasana struktur psiko sosial sejarah yang biasa kita sebut sebagai dinamika peradaban, masing masing memiliki konteks dan dimensi yang berbeda namun tetap kuasnya selalu menoreh pada lukisan peradaban, agama adalah lambang nilai interaksi vertikal manusia dengan Tuhan, sedangkan cinta dan demokrasi dalam pengertian kontemporer adalah lambang interaksi horizontal, cinta memiliki mekanisme unik dalam interaksinya karena daya dorongnya selalu lahir dari kedalaman hati, sedangkan hati memiliki rahasia tersendiri yang kadang tidak dikenal oleh akal ( Paskal ) dan hati menurut Al Ghazali dalam Ihya Ulummuddin sebagaimana akal adalah unsur latifah ( unsur lembut ) yang Allah tanamkan directly dalam setiap bibit jiwa manusia. Jadi meskipun cinta adalah lambang nilai horizontal namun pada suasana tertentu selalu ada unsur transenden yang sangat pribadi dengan Tuhan, di sinilah kita mengenal kelahiran tasawuf cinta sebagai jalan menuju Tuhan, adalah Rabiah Al Adawiah, Jalaluddin Rumi, Dzun Nun al Mishri diantara contoh hakiki yang menempuh jalan ini dan mendapatkan penyingkapan/kasyaf (Al Ghazali : Metode Menjemput Maut )

Sedangkan demokrasi lahir dari rahim sejarah yang berkontraksi secara horizontal, di titik peradaban kontraksi sejarah selalu melahirkan drama kehidupan yang pilu : kolonialisme, imperialisme, perang dunia I, perang dunia II dan zionisme, semua tragedi pilu ini adalah anasir yang kuat lahirnya komitmen dalam penguatan demokrasi, demokrasi sebagai jalan ketiga setelah gagalnya kekuasaan pemerintahan agama serta petaka kekuasaan feodalisme dan diktatorisme diyakini sebagai sintesa keduanya berupa jalan tengah yang obyektif.

Dalam teori marxisme setiap kemunculan tesis dalam satu titik kutub selalu diikuti dengan anti tesis di kutub yang lainnya, dan diantara dua kutub tersebut selalu muncul sintesis yang mengakomodasi keduanya sebagai jalan tengah, atau merujuk gagasan Pramoedya Ananta Toer tentang ambivalensi bahwa x selalu sebangun dan sama dengan invers x contohnya setiap kehadiran cinta dalam hati kita selalu diikuti secara berurut atau bersamaan dengan rasa benci, senang dengan sedih, siang dengan malam, laki laki dengan perempuan dan seterusnya contoh yang lebih dalam lagi kehadiran agama samawi (monoteisme) merupakan antitesis yang berlawanan dari tesis paganisme (polytheisme) atau contoh lainnya filsafat dan agama dengan akhlak sebagai lambangnya, dialog kreatif diantara keduanya (tesis dan antitesis) menghasilkan sintesis berupa teologi dan teosofi. Teologi mendasarkan kajiannya pada wahyu sedangkan teosofi adalah sintesa pemikiran ( akal ) , wahyu dan akhlak, dari sinilah muncul harapan besar dunia Islam yaitu harakah islamiah sebuah gerakan dan pemikiran produk filsafat, agama dan teologi.

Ketika dialog kreatif antara tesis dan antitesis diantara dua kutub berlawanan terjadi maka terjadilah pula saling interaksi dan tarik menarik secara ulur, dari interaksi tersebut muncullah kontraksi dan di situlah drama sejarahnya setiap kontraksi pada rahim sejarah selalu melahirkan petaka berupa operasi, agitasi massal dan agresi dalam berbagai bentuknya, padahal seharusnya setiap interaksi yang berkontraksi tersebut menghasilkan sinergi sejarah yang indah yang dapat melahirkan kehidupan baru yang menghormati kemanusiaan dan membangun peradaban.

Di sinilah kita menemukan makna dan premis bahwa demokrasi kontemporer adalah realitas objekif yang hadir di perut sejarah sebagai sistesis diantara wajah feodalisme dan diktatorisme dunia dan kemunduran kekuasaan pemerintahan agama, suatu proses hirarkis yang menyudahi antitesis sebelumnya. Tesis, anti tesis dan sintesis adalah suatu proses sejarah yang hirarkis berbentuk piramida menjulang, tesis menyudahi sintesis sebelumnya, antitesis menyudahi tesis dan sintesis menyudahi antitesis, apa yang saat ini menjadi sintesis suatu saat sejarah menjadikannya antitesis dan menghadirkan sintesis yang baru, proses hirarkis ini merupakan siklus sejarah (sunnatullah).

Bila ditelusuri konsep demokrasi memang bersumber dari filsafat peripatetik yaitu filsafat yang di gagas Aristoteles yang mendasarkan pencapaian kebenaran dan pengetahuan pada kebesaran dan kekuatan akal, esensi demokrasi ini terletak pada nilai representasi (keterwakilan) melalui sistem kepartaian, jadi demokrasi semacam instrumen yang mengakomodasi keragaman dialog kreatif suara rakyat sebagai suara Tuhan dan menciptakan produk kedaulatan. Dalam konteks ini terjadi banyak kontraksi diantara warna, identitas, suara, dan watak rakyat, diantara banyak tesis dan antitesis dan yang akan menjadi pemenang pada proses dialog kreatif ini adalah yang mendapatkan representasi atau dominasi secara legal.

Dalam instrumen ini ukuranya bukan benar dan salah karena demokrasi bukanlah sumber kebenaran dan pengetahuan demokrasi hanyalah sekedar wadah yang dibaluti sistem, yang menjadi ukuran melainkan dominasi representasi yang legal, jadi instrumen ini memiliki beberapa dilema.

Dilema yang pertama dalam demokrasi adalah titik acuannya bukanlah kebenaran, melainkan representasi yang legal, sesuatu dianggap benar bila ia representasi dan legal, tak peduli bila ia bertentangan dengan kebenaran agama dan positivisme. Dilema yang kedua terletak pada representasi itu sendiri, apakah representasi telah benar benar representatif ? banyak variabel yang memfaktori bias ini, diantaranya adalah tingkat pendidikan politik rakyat yang rendah yang menetukan tingkat parisipasi politiknya, sistem pemilu sebagai titik puncak demokrasi tidak berorientasi pada representasi nilai, sehingga pemilu berjalan secara transaksional terdapat proses jual beli representasi yang didasarkan pada keuntungan pragmatis, dilema yang ketiga adalah dilema watak, dalam teori rekayasa sosial instrumen yang paling efektif melakukan perubahan tidak hanya sitem tetapi juga difaktori oleh manusia yang mewarnainya dengan watak, perubahan yang efektif hanya bisa dilakukan oleh sistem yang telah diwarnai, dirasuksi oleh watak yang pro nilai dasar dan perubahan, maka produk demokrasi berupa perubahan sosial yang berdaulat legal dan legitimasi memiliki orientasi yang jelas.

Dalam bingkai inilah kita menemukan pandangan bahwa sesungguhnya persoalanya bukan pada eksistensi demokrasi, sumber, halal dan haramnya, karena dialog seperti ini pun adalah berkah dari deviden demokrasi. Kita tak mungkin menghindari demokrasi yang telah menjadi realitas objektif, yang bisa kita lakukan adalah menstransformasi nilai yang kita anut secara compatible ke dalam kaidah demokrasi, dan cara efektif dalam proses transformasi tersebut adalah dengan membangun watak demokrasi ke arah watak yang pro orientasi pro perubahan pro keadilan pro pembangunan pemerataan dan pro nilai dasar, begitulah suatu bangsa dibangun, begitulah angin watak menghembus mencipta mendeterminasi bangun peradaban baru hingga kelak sejarah yang mengamortisasi waktu lambat laut mengalirkan cinta, agama dan demokrasi watak pada telaga waktu akhir kehidupan ini dan menemukan sintesis yang pernah hilang. Wallahu'alam

Rabu, 02 Maret 2011

Lelaki Akhirat


Pada abad ke 6 tanggal 20 April 571 M di daerah Jazirah Arabia tepatnya di sebuah lembah bernama  Bakkah ( Mekah ) lahirlah seorang anak lelaki yatim dengan kelahiran yang penuh cahaya dari seorang ibu bernama Aminah, ayahnya bernama Abdullah telah meninggal dunia pada usia kandungan 3 bulan, anak lelaki itu kemudian diurus oleh pamanya bernama Abu Thalib

Singkat kisah suatu ketika mereka ( paman dan anak lelaki ) pergi berdagang ke daerah Syiria sebelah utara Mekah, perjalanan anak lelaki dan pamannya beserta saudagar Arab yang lain ini menyusuri jalur minyak wangi, disebut jalur minyak wangi karena jalur ini dilalui oleh para saudagar yang berdagang hasil rempah, pala, minyak wangi dan yang berbau harum lainnya. Dalam perjalanan menuju Syiria diantara perbatasan akhir mekah ke utara tibalah mereka di Bostra, di daerah ini terdapat sebuah biara yang didalamnya hidup para Biarawan Kristen Ortodok secara turun temurun, ketika yang satu meninggal kemudian digantikan dengan anak keturunannya sampai yang saat itu hidup bernama Biarawan Bahira.

Bahira adalah biarawan yang saleh penganut monoteisme berbeda dengan bangsa Arab yang saat itu pagan, dalam biaranya Bahira banyak menemukan manuskrip kuno, ia mempelajarinya satu demi satu dan tibalah ia pada satu kesimpulan dari hasil penelitian dan pembelajarannya bahwa kelak akan hadir seorang Nabi.
Maka sejak saat itu ia selalu mencari tanda tanda kenabian, memperhatikan setiap saudagar yang melewati biaranya tak terkecuali suatu ketika rombongan saudagar yang datang dari Mekah yang tidak lain adalah rombongan saudagar ( kafilah ) Abu Thalib dan anak lelaki dari salah satu suku bangsa terbesar di Jazirah Arabia yaitu Ordo Quraisy.

Bahira melihat dengan seksama kedatangan mereka dari jauh dan segera perhatiannya tertuju pada awan yang berarak memayungi kafilah itu, ketika kafilah itu berhenti maka sang awan pun berhenti, ketika kafilah itu kembali berjalan maka sang awanpun ikut berjalan memayungi tepat diatas mereka sehingga perjalanan menjadi lebih teduh. Sesampainya di depan biara rombongan berteduh di bawah pohon rindang dan sang awan pun ikut melindungi tepat di atasnya, sehingga lebih teduh dan nyaman karena mereka berlindung tidak hanya di bawah pohon tapi juga di kolong awan.

Bagi mereka yang saat itu memiliki kepekaan spiritual akan melihat awan yang memayungi dari sudut pandang yang berbeda yaitu awan sebagai sebuah pertanda yang terjadi bukan karena kebetulan melainkan sengaja memayungi sebagai perlindungan, penghormatan dan pemuliaan.

Singkat kisah Bahira kemudian memanggil rombongan kafilah tersebut dan mempersilahkan masuk biaranya untuk menerima jamuan, Bahira menatap satu persatu wajah rombongan yang masuk kemudian dia bertanya kepada kafilah itu apakah ada yang tertinggal, ternyata anak lelaki yang berangkat bersama pamannya tertinggal dan tidak ikut masuk untuk menjaga unta unta mereka. Bahira kemudian mempersilahkan Kafilah itu untuk memanggil sang anak agar ikut bersama perjamuan, akhirnya sang anak masuk ke biara dan Bahira berdecak kagum atas cahaya yang Ia lihat pada wajah anak itu.

Selesai jamuan Bahira tidak segan segan mengajukan beberapa pertanyaan pada sang anak seputar pola hidupnya, dan aktivitas kesehariannya, Bahira bahkan meminta sang anak untuk menanggalkan jubah belakangnya dan lagi lagi ia berdecak penuh kekaguman saat ia melihat ada tanda di antara kedua punggung anak lelaki itu.

Bahira kemudian berkata pada rombongan kafilah tersebut untuk membawa sang anak pulang kembali ke Mekah dan tidak melanjutkan perjalanan. Ia khawatir anak itu mendapatkan celaka karena akan bertemu dengan orang orang Yahudi, anak itu kelak akan menjadi seorang nabi menurutnya.
Sang anak lelaki yang saat itu berusia 9 tahun sebagian ulama ahli sirah menyebutkan 12 tahun tidak lain adalah lelaki akhirat bernama Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bersama pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib.

Kelahiran yang bercahaya, awan yang memayungi, tanda di sekitar punggung, wajah yang berkilauan cahaya adalah sebuah tanda dalam manuskrip Kristen tentang kehadiran seorang Nabi, dan biarawan Bahira lah yang saat itu memiliki kepekaan secara spiritual ( keimanan ) akan kehadiran seorang nabi, kehadiran seorang lelaki akhirat yang kelak menorehkan tinta keemasan di sepanjang sejarah manusia.  
Wallahu ‘alam (Denden Deni Hendri )