Kamis, 29 Maret 2012

TEORI TSUNAMI POLITIK

Teori tsunami politik menyatakan bahwa proses perubahan sosial tidak ditentukan secara determinatif oleh entitas politik tertentu, baik lembaga lembaga sosial politik, elit dan partai politik atau massa (kelas, ummat dll). Teori ini merupakan pengembangan dari teori Marx (1818-1883) tentang perjuangan kelas dan filsafat Hegel tentang kehadiran tesis dan antitesis,. Namun sepenuhnya berbeda dan mendasarkan pada premis bahwa perubahan sosial tertentu bukan hanya hasil interaksi secara antagonis  antara tesis dan antitesis pada dua kutub ekstrim sebagaimana Marx ungkapkan,  melainkan merupakan hasil kontraksi sosial (tarik menarik) diantara berbagai entitas politik di dalam struktur politik tertentu.

Premis ini menolak entitas politik terfragmentasi ke dalam dua kutub yang berlawanan melainkan melihat bahwa perjuangan kelas bukanlah metode untuk melakukan perubahan sosial, melainkan metode yang hanya memperkuat kontraksi sosial antar entitas politik. Dengan demikian wacana, aksi dan agenda politik tidak hanya ditentukan secara determinatif oleh partai dan elit saja melainkan ditentukan pula oleh massa (ummat) dan hasil kontraksi di dalamnya. Kontraksi sosial tersebut kemudian secara akrual melahirkan tenaga politik yang tersimpan, terendap, berakumulasi dan sewaktu waktu bisa menimbulkan ledakan politik tertentu, sebut saja ledakannya sebagai tsunami politik.

Dari teori singkat yang perlu diuji kembali secara ilmiah diatas, sesungguhnya wacana dan aksi penolakan kenaikan harga BBM merupakan bentuk kontraksi sosial antar entitas politik yang lahir dan dipicu oleh akumulasi kekecewaan dan ketidakadilan yang tersimpan selama ini. Bukan muncul secara tiba tiba dan ditunggangi oleh partai, elit atau entitas politik tertentu. Oleh karena itu ujung dari aksi perjuangan penolakan kenaikan harga BBM ini tidak ditentukan sepenuhnya di parlemen, tidak pula ditentukan oleh pemerintah dan tidak hanya oleh massa aksi, melainkan ditentukan oleh seberapa besar perjuangan (kontraksi) masing masing entitas politik di dalamnya. Perjuangan tersebut menyumbang dan menyimpan tenaga politik yang besar dan sewaktu waktu mampu menimbulkan tsunami politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar