Kamis, 03 Maret 2011

Biarawan Sion


Ketakutan tumbuh dalam kegelapan Jika anda kira ada hantu di sana, pendarkanlah cahaya
( Dorothy Thompson )


Dalam novel Da Vinci Code, seorang professor ahli simbologi Universitas Harvard, Robert Langdon kurang lebih berkata kepada Princess Sophie,

Sophie.. tahukah kau apa itu keyakinan ? keyakinan adalah menerima apa yang kita bayangkan itu benar… dan dalam proses penerimaanya terkadang manusia menggunakan metafora untuk memperjelas bayangan bayangan penerimaan itu dan tahukah kau metafora itu kadang dilebih lebihkan….

Sophie digambarkan dalam novel tersebut sebagai keturunan suci dari Ordo/Dinasti Merovingian, dinasti keturunan Yesus Kristus dari perkawinanya dengan Maria Magdalena, menurut kepercayaannya Yesus Kristus tidak mati di tiang salib seperti dipercayai sebagian besar Vatikan dan umat Kristiani di dunia melainkan di kuburkan dalam keadaan hidup dengan Kain Kafan Turin sebagai buktinya, kain kafan ini dipalsukan oleh Master Biarawan Sion Leonardo Da Vinci pada tahun 1492 dengan tujuan menjaga kerahasiaan persaudaraan Biarawan Sion, Yesus kemudian menjalani kehidupan seperti biasa bersama Maria Magdalena dan beranak pinak hingga keturunannya bercokol menjadi bangsawan di daerah Prancis utara, Dinasti ini kemudian berkuasa di Prancis pada abad ke 15 hingga dugulingkan Dinasti Carolinian pada abad ke 17, dinasti Merovingian ini merupakan kumpulan para Biarawan Sion yang didirikan pada tahun 1090 oleh Godfrey De Bouilon seorang Bangsawan Prancis keturunan Merovingian yang berangkat ke Yerusalem dan menjadi komandan Perang Salib I, atas keberhasilannya dalam perang salib I Godfrey kemudian di daulat menjadi Raja Yerusalem namun Godfrey menolak dan memilih menjadi Biarawan Penjaga Makam Suci Biara Our Lady Of Mount Sion di Yerusalem dan Godfrey kembali ke Prancis untuk menjemput anak keturunanya Balian Of Ibelin dan membawa Balian kembali berjuang bersamanya di Yerusalem.

Uniknya pada Perang Salib I Godfrey De Bouilon satu satunya kesatria yang berhasil melukai pemimpin pasukan Islam yang sangat disegani Shalahuddin Al Ayubi, Godfrey kemudian meninggal karena sakit setelah sebelumnya membai’at sang anak menjadi ksatria penjaga makam suci. Sang anak Balian pada perang Salib II kembali di daulat menjadi Raja Yerusalem dan seperti Ayahnya ia pun menolak dan ia pun menjadi satu satunya ksatria yang diperhitungkan oleh Shalahuddin Al Ayubi karena berhasil mempertahankan benteng Yerusalem dengan tangguh dan kemudian menyerah dengan damai dan berkata kepada Sybilla ( Ratu Yerusalem saat itu )

Biarlah Tuhan mengatur kerajaan ini sesuka hatinya… kerajaan surga…

kemudian ia berbondong bondong bersama yang lainnya pulang ke Prancis.

Biarawan Sion adalah persaudaraan rahasia tertua di dunia yang berkelebat melalui ruang dan waktu, sangat rahasia, penuh dengan kode kode rahasia dan praktek esoterik ( kebatinan ) sebagai perwujudan ajaran Kabbalah ajaran pagan. Biarawan sion bekerja menjaga rahasia rahasia politik dan spiritual selama berabad abad, rahasia yang akan mengguncang kehidupan manusia di dunia.. kumpulan persaudaraan ini terdiri dari para garis keturunan Yesus ( Merovingian ), para pemikir bebas dan para Alkemia (para pelukis kasar wajah).
Banyak yang mengira semenjak keruntuhan Dinasti Merovingian pada abad ke 17, Biarawan Sion musnah, namun para peneliti mempercayai persaudaraan ini masih ada dan ajarannya masih berkembang secara tersembunyi pada saat ini dengan Master terakhirnya seorang pengacara Spanyol.

Kepercayaan ini didasarkan pada beberapa penemuan penting diantaranya sebuah sacramen kuno biarawan sion berjudul Dosiers Secrets dan penemuan beberapa dokumen penting lainnya pada abad  ke 18 oleh seorang pendeta di gereja Le Chetau Prancis bernama Francouis Berengger Saunere.

Diduga Saunere membawa penemuan rahasianya langsung kepada anggota Biarawan Sion, dan setelahnya Saunere meninggal secara Misterius. Diduga kuat Saunere dibunuh karena mengetahui beberapa rahasia penting tentang Vatikan yaitu bukti tentang The Holly Blood  atau The Holly Grail. (garis keturunan suci Kristus).

Pada abad ke 5 di daerah Jazirah Arabia tepatnya lembah Bakkah ( Mekah ) seorang anak yatim yang diurus pamannya pergi berdagang ke daerah Syiria sebelah utara Mekah, perjalanan anak dan pamannya beserta saudagar Arab ini menyusuri jalur minyak wangi, disebut jalur minyakwangi karena jalur ini dilalui oleh para saudagar yang berdagang hasil rempah, pala, minyak wangi dan yang berbau harum lainnya. Dalam perjalanan menuju Syiria diantara perbatasan akhir mekah ke utara tibalah mereka di Bostra, di daerah ini terdapat sebuah biara yang didalamnya hidup para Biarawan Kristen Ortodok secara turun temurun, ketika yang satu meninggal kemudian digantikan dengan anak keturunannya sampai yang saat itu hidup bernama Biarawan Bahira.

Bahira adalah biarawan yang saleh penganut monoteisme berbeda dengan bangsa Arab yang saat itu pagan. Dalam biaranya Bahira banyak menemukan manuskrip kuno, ia mempelajarinya satu demi satu dan tibalah ia pada satu kesimpulan dari hasil penelitian dan pembelajarannya bahwa kelak akan hadir seorang Nabi.

Maka ia selalu memperhatikan setiap saudagar yang melewati biaranya tak terkecuali suatu ketika rombongan saudagar datang dari Mekah yang tidak lain adalah rombongan saudagar ( kafilah ) dari salah satu suku bangsa terbesar di Jazirah Arabia yaitu Ordo Quraisy suku besar lainnya adalah Ordo Khuza'ah. Jurhum dan Hawazin.

Bahira melihat dengan seksama kedatangan mereka dari jauh dan segera perhatiannya tertuju pada awan yang yang berarak memayungi kafilah itu. Ketika kafilah itu berhenti maka sang awan pun berhenti, ketika kafilah itu kembali berjalan maka sang awanpun ikut berjalan memayungi tepat diatas mereka sehingga perjalanan menjadi lebih teduh. Sesampainya di depan biara rombongan berteduh di bawah pohon rindang dan sang awanpun ikut melindungi tepat di atasnya. Sehingga lebih teduh dan nyaman karena mereka berlindung tidak hanya di bawah pohon tapi juga di kolong awan.

Bagi mereka yang saat itu memiliki kepekaan spiritual akan melihat awan yang memayungi dari sudut pandang yang berbeda yaitu awan sebagai sebuah pertanda yang terjadi bukan karena kebetulan.

Singkat kisah Bahira kemudian memanggil rombongan kafilah tersebut dan mempersilahkan masuk biaranya untuk mendapatkan jamuan. Bahira menatap satu persatu wajah rombongan yang masuk kemudian dia bertanya kepada kafilah itu apakah ada yang tertinggal, ternyata sang anak yang berangkat bersama pamannya tertinggal dan tidak ikut masuk untuk menjaga unta unta mereka. Bahira kemudian mempersilahkan Kafilah itu untuk memanggil sang anak agar ikut bersama perjamuan, akhirnya sang anak masuk ke biara dan Bahira berdecak kagum atas apa yang Ia lihat pada wajah anak itu.

Selesai jamuan Bahira tidak segan segan mengajukan beberapa pertanyaan pada sang anak seputar pola hidupnya, dan aktivitas kesehariannya. Bahira bahkan meminta sang anak untuk menanggalkan jubah belakangnya dan lagi lagi ia berdecak penuh kekaguman saat ia melihat ada tanda di antara kedua punggung anak itu.

Bahira kemudian berkata pada rombongan kafilah tersebut untuk membawa sang anak pulang kembali ke Mekah dan tidak melanjutkan perjalanan. Ia khawatir anak itu mendapatkan celaka karena akan bertemu dengan orang orang Yahudi, anak itu akan menjadi seorang nabi katanya.

Sang anak lelaki yang saat itu berusia 9 tahun sebagian menyebutkan 12 tahun tidak lain adalah Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay Bin Ghalib bin Fihr bersama pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib.

Awan yang memayungi, tanda di punggung, wajah yang berkilauan cahaya adalah sebuah tanda dalam manuskrip Kristen tentang kehadiran seorang Nabi, dan biarawan kristen lah yang saat itu memiliki kepekaan secara spiritual ( keimanan ) akan kehadiran seorang nabi. Mungkinkah Biarawan keturunan Bahira ada hubungannya dengan ajaran Birawan Sion 5 abad setelahnya ? Wallahu alam

Disamping biarawan ada sekelompok Quraisy yang beragama Kristen saat itu yang tinggal di pinggiran lembah Quraisy yang biasa disebut golongan hanif yang beriman akan kehadiran seorang nabi, golongan hanif ini terdiri dari keturunan Abdul manaf yaitu Waraqah dan Qutaylah, pada klan keluarga ini yang terkenal adalah Khadijah yang kelak menjadi istri nabi dan Zubair bin Awam yang kelak menjadi sahabat setia nabi.

Dari dua cerita di atas tentang Biarawan sion, awan yang memayungi nabi, tanda di punggung nabi , kilauan wajah nabi dan tentang keyakinan Biarawan Bahira akan kenabian Muhammad SAW bila dikorelasikan dengan perspektif Robert Langdon bahwa keyakinan (keimanan ) itu hanyalah upaya

menerima apa yang kita bayangkan itu benar dan dalam proses penerimaanya terkadang manusia menggunakan metafora untuk memperjelas bayangan bayangan penerimaan itu dan tahukah kau metafora itu kadang dilebih lebihkan…. “

semua itu hanyalah metafora dalam pikiran kita untuk menerima proses keyakinan kita.

Dengan kata lain mukjizat Musa membelah lautan, Muhammad SAW membelah bulan menjadi dua bagian bergerak berlawanan dan tenggelam bersamaan, Muhammad SAW di belah dadanya dibersihkan hatinya oleh Jibril dan mukjizat lainnya hanyalah cerita fiktif sebuah metafora keyakinan.

Di sinilah kita memahami bahwa akal akan menjadi raga kering tak berdaya dalam proses mengenal Tuhan tatkala tidak terdapat sentuhan iman. Iman adalah aktivitas hati dan hati memiliki akalnya tersendiri yang tidak dikenal oleh akal. Dan Iman adalah anugerah yang Allah tanamkan pada setiap bibit jiwa yang dikehendakinya.. tak ada seorangpun yang mampu menyesatkannya setelah pemberian itu... Man yahdillah fala mudillalah wa mayyudlil fa la hadiyalahu..

Karenanya mari perbanyak doa :

Ya Muqallibal qulub tsabit qalbi ala dzinika
Wahai dzat yang membolak balikan hati tetapkanlah kami pada agamamu...

Agar akar iman kita selalu menghujam, selalu terjaga, selalu bergetar indah pada setiap jeritan nyanyian kehidupan yang kadang gaduh dan pongah, selalu berpendar pada kesunyian jiwa, pada kebisuan hati, pada kegelapan akal pikiran.
Wallahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar